Jumat, 27 November 2009

Selamat Idul Adha 1430H





Assalamu'alaikum Wr Wb,

Kepada seluruh teman-teman yang merayakan


Keluarga Besar Alumni Arsitektur angkatan 1978 menyampaikan ucapan selamat hari Raya Idul Adha (Hari Raya Kurban) 1430 H, mohon maaf lahir & batin.

Wassalamu'alaikum

Selasa, 29 September 2009

OKTOBER... PESTA PESTA

Qu ni sheng er kuai le, Sun Yat Fai Lok, Van harte gefeliciteerd met je verjaardag, Joyeux Anniversaire, Alles Gute zum Geburtstag, Buon Compleanno, Otanjou-bi Omedetou Gozaimasu, Wadhdiwasachya Shubhechha, Feliz Aniversario, Feliz Cumplea–os, Maligayang Bati Sa Iyong Kaarawan, Suk San Wan Keut, Chuc Mung Sinh Nhat ... SLAMET ULANG TAON


Buat rekan-rekan kita:

Eko Suryo Maharsono - 1 Oktober
Dwi Pantari WES - 1 Oktober
Krisnani “Medi” Samedyastuti - 4 Oktober
Tamtomo Eko Basuki - 5 Oktober
Hermin Yanti - 6 Oktober
Widyatmaka Hardjanta - 15 Oktober


Selamat Ulang tahun, Kami ucapkan.
Selamat Panjang umur! Kita 'kan doakan.
Selamat Sejahtera, sehat sentosa!!
Selamat panjang umur dan bahagia!

Kamis, 24 September 2009

Benarkah TRADISI LEBARAN BERASAL DARI JOGJA ?




Bulan suci ramadhan adalah syariat agama (Islam). Sedangkan lebaran lebih merupakan tradisi. Pendapat ini ada benarnya, karena dalam kitab suci Qur'an apalagi hadits tidak ditemukan. Juga di dalam tradisi Arab tidak ada lebaran malah sunyi sepi di sana. Atau lihat negara tetangga Malaysia lebaran tidak ditemukan juga di sana.

Barangkali memang demikian adanya,lebaran merupakan kreasi bangsa Indonesia khususnya di pulau Jawa dilengkapi dengan aneka uborampe; apem, ketupat, tumpeng. Saya pernah beberapa kali mendengar cerita langsung dari para sesepuh di Jawa bahwa asal muasalnya lebaran merupakan tradisi kraton Mataraman (Jogja-Solo) pada masa Kanjeng Sultan Agung hingga sekarang. Disebut lebaran karena ibarat orang yang 'bertapa' (baca; puasa) selama sebulan kemudian sudah rampung ditutup dengan suatu ritual bernama lebaran. Lebaran berasal dari suku kata bahasa Jawa; lebar=bubar/kelar. Nah, pada saat ini setiap tahun tradisi lebaran menimbulkan tradisi baru yakni tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman. Bedanya, tradisi mudik sudah menjadi tradisi umum bagi masyarakat Indonesia, tanpa mengenal suku dan agama. Tradisi mudik sudah menjadi milik siapa saja, milik masyarakat umum, milik kita semua, sebab siapapun yang pergi merantau pasti merindukan untuk pulang ke kampung halamannya.

Lahirnya tradisi mudik erat kaitannya dengan lebaran, sebab pada saat lebaran pemerintah melibirkan semua instansi, termasuk swasta. Kekosongan aktifitas terjadi di kota-kota besar tempat perantauan, maka bagi yang tidak mudik akan very boring trust (v-bete) dan kesulitan untuk beraktifitas misalnya susahnya belanja kebutuhan sehari-hari, belum lagi banyak toko/pasar/rumah makan/swalayan yang tutup hingga beberapa hari. Hal ini turut mendorong orang yang tidak lebaran untuk ikut serta mudik memanfaatkan libur panjang yang disediakan pemerintah untuk mengunjungi sanak keluarganya.

Musim lebaran dapat diumpamakan sebagai oasis. Dan saya cukup bangga dengan berubahnya nilai tradisi sektarian (agama tertentu) menjadi tradisi universal yang dimiliki oleh semua agama dan suku bangsa. Lebih dari itu, ternyata bangsa ini masih memiliki saat-saat yang paling indah, romantis, ibarat oasis di tengah gurun politik dan ekonomi, yang sedang bosah-baseh ini. Mudah-mudahan tradisi lebaran dan mudik menjadi momentum di mana manusia mengalami saat paling INSAF karena ;

1. Korupsi libur; karena para pejabat lagi banyak dikunjungi sodara-sodaranya jadi takut ketahuan dan ora ilok.
2. Mark up proyek mengalami jeda; karena pelakunya lagi sibuk belanja lebaran.
3. Perselingkuhan prei; sebab lebaran ini acara keluarga inti, wil-pil jarang berani nongol.
4. Penipuan lagi tanggal merah; karena para penipu lagi nikmatin hasil tipuannya dari para pemudik, pada saat H-7 sampai H-1.
5. Judi lumayan terlupakan; karena orang-orang lagi butuh duit buat beli baju sendiri atau anak dan istri.
6. Aksi suap menyuap mereda; karena yang suka suap menyuap lagi pulang kampung, lagian mereka pada kenyang makan kue dan makan camilan lebaran yang sedang gratis di mana-mana.

Hanya saja; tradisi lebaran dan mudik menjadi saat pesta-poranya para kelas menengah ke bawah dari kaum pencoleng, kecu, dan garong. Karena lebaran menjadi tradisi baru buat para maling pembobol rumah kosong yang ditinggal mudik pemilik rumah.

Jika teman-teman mempunyai naskah atau cerita tentang asal muasal lebaran silahkan dirangkum di sini. Dan saya himbau bagi para peninggal rumah (pemudik); harap hati-hati, antisipasilah terhadap kerugian besar akibat rumah atau tempat kost anda dibobol maling !! Apalagi di Jogja belum seprofesional Jakarta yang sudah banyak menyediakan jasa profesional untuk security 'lebaran'.

Selamat mudik, selamat lebaran; mohon maaf lahir & batin

Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan




Ass.Wr.Wb.



Ramadhan segera tiba...


Alhamdulillah..kita masih bisa bertemu bulan yang penuh berkah ini..


Selamat menunaikan ibadah puasa...


Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan...


Semoga kita selalu diberi rahmat dan hidayahNYA...


Dan dapat meningkatkan iman dan takwa kepadaNYA...


Amiiin..yaaa Rabbal 'alamiin...



Wassalam

Rabu, 29 Juli 2009

AGUSTUS - SUGENG TANGGAP WARSO


Hangaturaken SUGENG TANGGAP WARSO katur dumateng sedherek-sedherek :



Ahmad Pitoyo Wardoyo - 1 Agustus
Hadifah Pepus - 2 Agustus
Hendi Soeroyo Soeroto - 13 Agustus
Agus Prasetyo Hadi - 17 Agustus
Anung Gunawan - 20 Agustus
Tjahjadani Sandjaja - 22 Agustus
Untung Rahardjo - 24 Agustus


Mugi tansah pinayungan Gusti Allah Ingkang Moho Welas lan Asih.
Mugi Gusti tansah paring karaharjan, karahayon lan kamulyan
Mugi berkah dalem Gusti tansah angampingi lan rahayu saklaminipun.
Mugi pinaringan bagas waras, widodo, wilujeng lir ing sambikala
Mugi sedoyo pepinginan saged kasembadan
Mugi Gusti Ingkang Maha Kuwaos tansa maringi kasarasan, cekaping rejeki lan karahayon dumateng panjenengan sedoyo

Selasa, 28 Juli 2009

Camat Ngaliyan Ir Supratono

Pasar Ngaliyan digeser ke utara
Rencana pemindahan Pasar Ngaliyan dipastikan akan bergeser ke arah utara, sekitar 50 meter dari tempat semula. Lahan tersebut menggunakan tanah aset Pemkot Semarang yang selama ini juga sebagian sudah ditempati oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL). Hal itu diungkapkan oleh Camat Ngaliyan Ir Supratono kepada Wawasan di kantornya, didampingi Kasie Pembangunan Heru Kusnendar Senin (11/5). Menurutnya, secara prinsip, pedagang di Pasar Ngaliyan tidak pernah menolak pemindahan dan penataan kembali kios mereka terkait dengan rencana pelebaran Jalan Raya Ngaliyan tepat di depan pasar tersebut.
’’Hanya saja yang harus dipikirkan adalah agar kepentingan pedagang terutama pemilik kios tidak terabaikan, begitu pula dengan PKL yang ada di sekitarnya. Yang pasti ini merupakan itikad baik Pemkot untuk mengakomodasi pedagang Pasar Ngaliyan,’’ ujarnya.Dijelaskannya, dari hasil rapat koordinasi dengan Dinas Pasar dan Dinas Bina Marga pekan lalu, disepakati bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan penataan kembali sebagian kios pedagang Pasar Ngaliyan. Penataan itu terkait dengan rencana pelebaran Jalan Raya Ngaliyan.Dalam rapat diketahui pula bahwa luasan lahan yang dibutuhkan adalah 40 x 5 meter, untuk memindahkan sekitar 12 pedagang. Sedangkan dana pembuatan kios merupakan wewenang Dinas Bina Marga. Heru menambahkan, beberapa hari yang lalu staf Dinas Pasar sudah melakukan pengukuran area. Dimungkinkan, dalam waktu dekat realisasi pemindahan kios pedagang akan segera dilakukan.Meski demikian, pihaknya berharap agar Dinas Pasar melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada para pedagang. Hal itu untuk mengeleminasi kemungkinan penolakan dari para pedagang.’’Kami dari kecamatan hanya berharap agar ada proses sosialisasi kepada pedagang dengan melibatkan pihak kelurahan karena mereka yang tahu persis kondisi pedagang di lapangan semata demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ terangnya.
Asal menguntungkanSementara itu menurut seorang pedagang, Umi (42), menyatakan agar penataan kembali para pedagang tidak merugikan mereka. Hal itu dapat dilakukan semisal jika semula kios mereka berada di depan, juga kembali ditempatkan di bagian depan.’’Pada prinsipnya kami mendukung, asalkan diberikan tempat yang representatif sesuai dengan kondisi semula yang aman,’’ katanya.Mengenai letak kios pengganti tersebut, dirinya tidak mempermasalahkannya. Pasalnya, sebagai pe-megang hak sewa bangunan, pedagang atau pengguna hak kios untuk berjualan pasrah saja jika hendak ditata, asalkan lebih baik untuk ke depannya. Hal itu menurutnya juga untuk kepentingan pedagang sendiri.Disinggung mengenai luasan kios yang kemungkinan akan berubah menjadi lebih sempit, Umi mengaku tidak terlalu merisaukannya. Menurutnya, sebagai pedagang masih diizinkan berjualan saja sungguh sangat beruntung terlebih pascakebakaran tahun lalu, yang membuat sebagian pedagang gulung tikar.


PKL bukan momok, jika ditata dengan rapi
YANG namanya pedagang kaki lima (PKL), selalu diidentikkan dengan ketertiban, kebersihan dan kenyamanan sebuah kota. Maka dari itu, PKL seakan menjadi momok yang selalu dikejar-kejar di belahan kota manapun. Belum lagi yang jumlahnya seperti cendawan di musim hujan. Ketidakmampuan sektor swasta menyerap tenaga kerja serta pemutusan hubungan kerja (PHK), merupakan salah satu faktor yang dituding menjadi penyebabnya. Akibatnya, banyak mantan karyawan yang terpaksa membuka dasaran, beralih profesi menjadi PKL.
Kawasan di pinggir jalan strategis, di dekat pasar dan pusat keramaian adalah sasaran berdagang yang tepat. Namun, alih-alih ingin mendapatkan tempat yang lebih dekat ke pembeli, justru keberadaan PKL lebih sering dikejar-kejar aparat Satpol PP.Berangkat dari itu, muncul ide untuk mengumpulkan PKL dalam satu tempat. Mewadahi mereka dalam paguyuban dan yang lebih penting adalah, menempatkan PKL dalam satu lokasi, sehingga mempermudah penanganan, baik sampah ataupun masalah lain.’’Awalnya saya hanya berpikir, bagaimana mengatasi pertumbuhan PKL yang menjamur ini tanpa harus mengusir mereka, karena juga berhubungan dengan perut dan nafkah bagi keluarga. Akhirnya muncul ide tersebut,’’ ujar Camat Ngaliyan Ir Supratono, suatu ketika.
Lahan kosong Tiga tahun lalu, ide cemerlang itu terwujud. Belasan PKL yang biasa mangkal di Jalan Ngaliyan Raya, diakomodasi untuk pindah ke lahan kosong milik Pemkot, di samping Kantor Kecamatan, persisnya di atas Kantor Kelurahan.Supratono menambahkan, bahwa ide penyatuan PKL diilhami dari sering diberitakannya para pedagang yang dikejar, dan ditertibkan Satpol PP. Berpijak dari kasus serupa di Solo, di mana PKL ditempatkan dalam satu tempat khusus, Supratono mengusulkan penataan ini kepada PKL di Ngaliyan, dan diberi nama PKL Jaya Makmur, yang menunjukkan harapan dari para pedagang.Meski awalnya terjadi resistensi, layaknya pemindahan proses penertiban PKL lainnya, lambat laun para pedagang yang justru diuntungkan. Terlebih, setelah berdagang sekian tahun, semakin banyak warga yang mengetahui keberadaan dan jam buka mereka, dari pukul 16.00-22.00 WIB.’’Setelah buka dasaran di sini, dagangan kami makin laris, beda dengan saat masih di pinggir jalan dulu. Mungkin karena tempatnya lebih bersih dan teratur, jadi pembeli lebih suka makan di sini,’’ tutur Mbak Nik, pemilik warung ayam bakar membenarkan.Diakuinya, dulu sebelum dilokalisasi pihak kecamatan, ia mengaku sering was-was jika sewaktu-waktu Satpol PP Kota Semarang menertibkan dagangannya. Namun setelah ditata dan ditempatkan secara baik, ia lebih tenang dan rezeki berdagangpun mengalir lancar. Kini, omzet Rp 500 per hari pun bukan masalah bagi pendapatannya.



Selasa, 21 Juli 2009

Shipping Container Super Store

Shipping Container Super Store Designed For Travel Puma City


Taking portable buildings to the extreme, Puma (the shoe company) hired the Architecture firm Lot-Ek to design a 11,000 sq. Ft mobile store, which they would send around the world on a cargo ship, accompanied by some Puma Sail boats.



Lot-Ek took 24 standard shipping containers, retrofitted and transformed them into what they are calling Puma City. The building was even built with international travel in mind, meeting international building codes, dramatic climate changes, plug-in electrical and HVAC systems and ease of assembly. This industrial tri-level super store, has an open design, with built in shelving, recessed lighting, large expansive outdoor decks and seems perfectly suited as a night club.





Senin, 01 Juni 2009

Ronaldinho Luxury House in Spain


This extraordinary beachfront estate, on a ¼-mile white sand beach, is a rare masterpiece in architecture and interior design and includes every luxury imaginable. Sleeps 12 in 5 impeccable bedrooms, 5 marble baths, and 2 half baths. The sumptuous décor inside the forty-foot high interior has been customized with the finest art treasures from throughout the world, creating a true beachfront palace.




A cobalt blue sixty-foot long beachfront infinity-edge pool, waterfall, and 3 beachfront spas accommodating 25+ people all have panoramic ocean views. Inside, there is central A/C and Bedroom/Media room with 9 ft. projection screen & plasma TV/DVD system. Features also include world-class TV/DVD/CD/Digital cable stereo systems in every room (21 TVs total), gourmet kitchen, high-speed wireless Internet, BBQ, ocean view Dining/Recreation Room with nine-foot formal/billiards convertible table, and deluxe ocean view gym at this simply phenomenal beachfront estate.



The Grand Hall ensures every guest in the home has a comfortable place to gaze at the ocean and pool areas, from the 30-foot plush wrap-around sofa.


Kamis, 28 Mei 2009

JUNE Cocktail Party







Bertambah pula usiamu

Semoga engkau sehat selalu

Selamat ulang tahun sahabatku



Guritno PH - 6 Juni

Agung Wibisono - 9 Juni

Dyah "Nining" Sardjuningrum S. - 21 Juni

Bakti "Bobby" Setiawan - 28 Juni

Mod - 29 Juni



Semoga langkah-langkahmu semakin matang

dan selalu membawamu ke arah yang lebih baik

Wall Less House by Tezuka Architects

Project: ResidenceBuilding
Location: Setagaya-ku, Tokyo, Japan
Architects: Tezuka Architects - Takaharu+Yui Tezuka, Masahiro Ikeda, Makoto Takei
Structural design: Ove Arup & Partners Japan Limited
Construction: Matsumoto Corporation
Design period: 2000.4-2000.12
Construction period: January 2000 to June 2000

This glass house or wall less house is a modern japanese residence designed by Tezuka Architects located in Setagaya-ku, Tokyo, Japan. This 3 floors japanese house design is supported by a central core and a pair of extremely thin columns and using steel as its main structure. The house has 239.91 square metre total floor area and 255.19 square metre site area. The absence of walls on the ground floor allows the internal space to extend to the garden on 360 degrees.





Selasa, 31 Maret 2009

APRIL ULANG TAHUN




Budi Rahardjo - 4 april

Haryo "sentot" Winarso - 14 april

Chundakus Habsya - 17 april

Rabu, 18 Maret 2009

E-GOVERNMENT DI KOTA CIREBON








E-government dapat diartikan secara beragam karena pada dasarnya e-government dapat menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk dan ruang lingkup. Oleh karena itu adalah merupakan keharusan untuk mendefinisikan secara jelas pengertian e-government tersebut.
Pengertian dari e-government sendiri adalah penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan public secara efektif dan efisien.
Pelaksanaan atau pengembangan e-government dimasing masing Kota atau Kabupaten berbeda beda hasilnya karena motivasi penyelenggaraan e-government juga berbeda. Adapun motivasi pengembangan e-government di Kota Cirebon adalah adanya tuntutan perubahan dari masyarakat terhadap pelayanan kepemerintahan agar lebih efektif dan efisien. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia pada saat ini tengah mengalami
perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistim kepemerintahan yang demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum. Selain itu adapula tuntutan dari masyarakat agar pemerintah harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif.
Lebih terinci lagi masyarakat mengharapkan Pemerintah harus mampu memenuhi dua modalitas yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu :
1. Masyarakat menuntut pelayanan public yang memenuhi kepentingan masyarakat luas diseluruh wilayah Cirebon, dapat diandalkan dan terpercaya serta mudah dijangkau secara interaktif.
2. Masyarakat menginginkan agar aspirasi mereka didengar, dengan demikian pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog public di dalam perumusan kebijakan Kota Cirebon.
Agar tuntutan masyarakat tersebut dapat segera di implementasikan, maka diperlukan adanya perubahan perubahan baik dari sistim kerja dan SDMnya.
Perubahan yang terjadi disini adalah secara global dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi.
Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan factor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Cirebon pada khususnya kedalam jurang digital divide, yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi. Oleh karena itu penataan yang kita laksanakan harus diarahkan untuk mendorong masyarakat menuju masyarakat informasi.

Dalam rangka pengembangan e-government di Kota Cirebon, maka harus secara bertahap. Untuk lebih jelasnya kami tampilkan dibawah ini e-government Roadmap sebagai acuan dalam pengembangan dan pembangunan e-government di kota Cirebon, sebagai berikut :
Pengembangan e-government di Kota Cirebon pada saat ini telah sampai pada tahap ke 2 yaitu tahap interaksi. Pada tahap interaksi ini Pemerintah kota Cirebon telah dapat menyajikan Informasi Digital dari Dinas, Badan dan Lembaga dilingkungan Pemerintah Kota Cirebon. Selain itu dengan telah beroperasinya situs www.cirebon.go.id maka dilingkungan Pemerintah Kota Cirebon telah dapat melakukan koneksi antar lokasi, dokumentasi digital, kolaborasi on line dan situs data mutakhir.
Tahap pengembangan e-government selanjutnya adalah tahap 3 atau transaksi dimana pada tahap ini dapat dilakukan transaksi digital yang focus pada kapasitas jaringan, data lintas instansi serta dibarengi dengan aspek sekuritas dan otoritas. Apabila komitmen penyelenggara pemerintahan mendukung, semoga tahap 3 pengembangan e-government di kota Cirebon dapat di aplikasikan pada tahun 2006 ini.

Senin, 02 Maret 2009

Obsesi Seorang Dalang Eko Suryo Maharsono






Ada dua sebutan yang melekat pada kehidupan Eko Suryo Maharsono: pejabat dan dalang. Eko saat ini menjabat kepala Dinas Kimpraswil Kota Jogja. Dalam dunia lain, pejabat berbadan besar itu juga seorang dalang."Bagi saya, dua kehidupan berbeda yang menyatu," kata Eko saat diskusi membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap wayang di kediamannya beberapa waktu lalu.Usai ngantor, Eko lebih banyak menghabiskan waktunya di rumahnya di Purwokinanti, Pakualaman. Ia menghabiskan waktu untuk berwayang ria di tempat tinggalnya yang rusak akibat gempa tektonik 27 Mei 2006.Salah satu ruangan yang terletak di paling ujung rumahnya difungsikan untuk berbagai kegiatan wayang. Di tempat ini terdapat alat-alat musik gamelan, puluhan lembar wayang kulit dan lantai terbuka yang biasa digunakan untuk ngobrol tentang seni, budaya dan pewayangan. Saat Eko di rumah, pintu ruangan dibiarkan terbuka. Isinya terlihat jelas oleh masyarakat yang melintas di depan rumahnya. Ia mempersilakan siapa saja memasuki rumahnya. Misalnya memainkan gamelan atau sekadar melihat wayang berbagi tokoh."Saya senang bila masyarakat ikut nguri-uri kebudayaan. Terutama wayang. Ini warisan yang harus kita lestarikan," kata dalang yang tidak merokok ini. Eko yang tanggal 4 Desember lalu pentas pada acara tumbuk ageng di Jalan Supeno dengan lakon Wahyu Makutha Rama itu merelakan rumahnya untuk ajang kegiatan kesenian. Mulai karawitan, nembang dan geguritan. Kegiatan itu diharapkan membuat masyarakat, terutama anak-anak dan pemuda, kembali mencintai warisan budaya Jawa."Saya prihatin saat ini banyak pemuda, bahkan orang tua, yang kesulitan berbahasa Jawa krama. Sementara orang-orang asing justru fasih menggunakan bahasa Jawa halus. Seharusnya kita gelisah," tuturnya prihatin. Kegelisahan itu yang membuat Eko terobsesi mendekatkan anak-anak muda mencintai bahasa Jawa selain bahasa nasional. "Bisa bahasa asing, itu bagus. Tapi, jangan dilupakan bahasa Jawa," ajaknya.

Dalang Eko Suryo Maharsono semakin total menggeluti dunia pewayangan. Di sela kesibukan mengisi serangkaian pentas wayang di berbagai tempat, Eko sedang berproses mewujudkan keinginan mendekatkan masyarakat dengan seni dan budaya.
Wajah Eko Suryo Maharsono, pejabat berbadan besar itu terlihat sedikit lelah setelah merampungkan urusan kantor. Sesekali dia mengambil gelas berisi teh manis yang ditempatkan di sudut meja kerjanya. Dia lantas meninggalkan sejenak pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran.
Eko yang pernah menjabat Kepala Badan Perencana Pembangunan (Bappeda) Kota Jogja tahun 2003-2004 itu lantas mengambil beberapa lembar wayang kulit yang ditata rapi di lemari. Ia pun langsung memainkan beberapa tokoh pewayangan sekitar 15-20 menit. Ya, Eko adalah pejabat di lingkungan Balai Kota Timoho yang selama ini konsen melestarikan kesenian tradisional, termasuk wayang kulit. Di kalangan pecinta wayang, Eko dikenal sebagai seorang dalang. "Karena wayang adalah media yang fungsinya dapat menjadi hiburan, tontotan, tatanan sekaligus tuntunan," tuturnya, sembari memainkan tokoh Semar.Karena fungsi dan daya tarik itu, Eko menjadikan wayang sebagai media berkomunikasi dengan masyarakat. Ia juga memanfaatkan wayang untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat."Saya angkat jempol terhadap yang dilakukan Mas Eko," kata Waluh. Waluh adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang aktif dalam kegiatan seni dan budaya. Waluh juga sering melawak dan berdendang lagu-lagu campursari bersama kelompok musiknya. Eko sendiri mengaku belum lama memfungsikan wayang sebagai sarana menyerap aspirasi dan keluhan masyarakat berkait pembangunan di Kota Jogja. "Saya baru manggung delapan kali," terang pejabat yang tinggal di Pakualaman ini. Lakon yang disuguhkan saat mendalang berbeda-beda. Namun, isi yang disampaikan memberi pendidikan dan pencerahan kepada masyarakat. Termasuk menginformasikan program-program pembangunan. Menurut Eko, pembangunan tidak hanya inisiatif dari pemkot. Namun merupakan kolaborasi gagasan pemkot bersama masyarakat. Inisiatif harus muncul dari keduanya. Nah, wayang terbukti menjadi ajang tukar informasi. Momen pas untuk dialog saat goro-goro. Hasilnya? Eko selama mendalang mengaku mendapat banyak masukan dari masyarakat. Bahkan, ia juga sempat dikritik masyarakat berkait fasilitas publik. "Dari wayang ini, saya menjadi tahu sikap masyarakat terhadap pelayanan pemerintah," katanya.Lantas, apa komentar masyarakat terhadap terobosan yang dilakukan Eko? Yanto, warga Giwangan mengatakan salut terhadap cara-cara Eko menggali informasi dari masyarakat."Apa yang dilakukan Pak Eko sangat bagus," kata pria yang pernah menyaksikan kebolehan Eko mendalang. Hanya, ia meminta Eko tidak hanya bisa mendengarkan keinginan maupun kritikan masyarakat. Namun, pekerjaan utama yang harus dilakukan adalah memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat.




Selasa, 17 Februari 2009

Sas bilang... Hemat Energi, Mulailah dari Menu di Piring










Ada sisi penghematan energi yang enggan dilihat orang, yakni menu makanan di piring. Kegemaran makan daging, kalau dirunut ke belakang, banyak menyumbang kerusakan lingkungan. Sebab, pemakaian energi untuk menghasilkan daging sangat besar."Produksi daging melibatkan indutri yang tidak mudah diajak memahami masalah energi dan lingkungan," kata Prasasto Satwiko, Koordinator Bidang Teknologi Pusat Studi Energi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), dalam Seminar Energi di UAJY.
Ia memaparkan, laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut industri daging, telur, dan produk hewani melepas gas 60 persen gas N2O (nitrogen) yang berbahaya di bumi. Peternakan menjadi sumber terbesar gas metana (sekitar 40 persen) yang juga berbahaya.Pemakaian energi untuk menghasilkan sepotong daging amatlah besar. Prosesnya dimulai dari menanam tanaman sebagai pakan ternak. Lantas ke urusan transportasi, pengolahan, operasional peternakan, penjagalan, pemrosesan pabrik, hingga pendinginan.Setiap tahap, setidaknya menimbulkan polusi dan gas rumah kaca. Sebagai ilustrasi, dibutuhkan 16 pon bijian untuk menghasilkan satu pon daging. Seorang pemakan daging melepas gas CO2 lebih banyak ketimbang mereka yang tidak mengonsumsi daging. "Orang Indonesia beranggapan kalau kurang makan daging maka tubuh jadi lemas. Itu keliru karena tak ada teori yang membuktikan," katanya.Di Indonesia, kalau orang tidak makan daging lantas dianggap tidak keren. Padahal daging sumber penyakit. Di luar negeri, tren penyakit bisa berkurang karena kaum vegetarian semakin bertambah.

Jumat, 30 Januari 2009

February's a Party



Wishing you a Day as special as you are

BEJO MULYONO - 2 February
TRISNO "beng" SEPUTRO - 7 February
RIZON PAMARDI UTOMO - 22 February
FX. URIP "nunuk" NUGROHO - 24 February

Jumat, 23 Januari 2009

Chinese New Year 2009



Chinese new year 2009 falls on 26th of January, 2009. The Chinese New Year is celebrated as the symbol of spring's celebration. In fact in China the Chinese New Year is still called the Spring festival. It is celebrated after the fall harvest and before the spring planting season. The date of the Chinese New Year is always changing and is dependant on the Chinese calendar. Emperor Huangdi in the year 2637 B.C.E invented the Chinese calendar.

The Chinese calendar is a combined solar/lunar calendar and is somewhat similar to the Chinese calendar. For the purpose of determining the dates of the Chinese New Year some astronomical calculations need to be taken care of. Firstly, we need to determine the dates for the new moon. The new moon is the black moon that is when the moon is in conjunction with the sun.The date of the new moon is taken as the first day of the new month. Secondly those dates are determined when the sun's longitude is the multiple of 30 degrees. These dates are termed as Principal terms and are used for determining the number of each month. The Principle term 1 takes place when the sun's longitude is 330 degrees, the 2nd Principle term occurs when the sun's longitude is about 0 degrees. The principle term 3 takes place when the sun's longitude is 30 degrees, the principle term 11 occurs when the sun's longitude is 270 degrees and the principle term 12 occurs when the sun's longitude is 300 degrees. The current 60-year cycle in the Chinese calendar started on 2nd February 1984. Given below are some dates for the past Chinese New Year and the future Chinese New Year.
4698 Dragon - February 5, 2000
4699 Snake - January 24, 2001
4700 Horse - February 12, 2002
4701 Sheep/Ram - February 1, 2003
4702 Monkey - January 22, 2004
4703 Rooster - February 9, 2005
4704 Dog - January 29, 2006
4705 Boar - February 18, 2007
4706 Rat - February 7, 2008
4707 Ox - January 26, 2009
4708 Tiger - February 10, 2010
4709 Hare/Rabbit - February 3, 2011
4710 Dragon - January 23, 2012
4711 Snake - February 10, 2013
4712 Horse - January 31, 2014
4713 Ram/Sheep - February 19, 2015
4714 Monkey - February 9, 2016
4715 Rooster - January 28, 2017
4716 Dog - February 16, 2018
4717 Boar - February 5, 2019
4718 Rat - January 25, 2020

Selasa, 06 Januari 2009

Burj Dubai - United Arab Emirates
















Burj Dubai, at the center of a large-scale development, is the tallest building in the world and will be completed in 2009. The design combines cultural influences with cutting-edge technology to achieve high-performance. Its massing is manipulated in the vertical dimension to minimize the impact of wind on the tower's movement.

Designers purposely shaped the structural concrete Burj Dubai—“Y” shape in plan—to reduce the wind forces on the tower, as well as to keep the structure simple and foster constructability. The structural system can be described a “buttressed” core. Each wing, with its own high performance concrete core and perimeter columns, buttresses the others via a six-sided central core, or hexagonal hub. The result is a tower that is extremely stiff torsionally. SOM applied a rigorous geometry to the tower that aligned all the common central core and column elements to form a building.

The Burj Dubai also has one of the largest condensate recovery systems in the world, capturing up to fourteen Olympic size swimming pools of water per year, and one of the highest chilled water pressures ever used in a building to maximize efficiency. The tower is one of the first to utilize an active stack effect control in a super tall building to minimize energy loss.

Architect: Adrian Smith (SOM).
Construction : 2004-30.12.2008
Construction Company: Samsung E&C.
Cost : $8 billion compared to Petronas Tower 1.6 billion back in 1998.
Design company: Skidmore, Owings, and Merrill (SOM).
Elevators : 66 double deckers moving at the speed of 18m/s (40mph), making it the worlds fastest.
Facade: Ferroconcrete, steel-frame.
Floors : 110*Foundation: Concrete with 55 m(84 ft)tall piles attached into the ground.
Frame: Reflecting glazing to cool and save energy.
Gross Floor Space: 314,000 m² (3,378,137.6 sqft).
Height : 705 m (2,313 ft)*.
Observation deck: Indoor and outdoor at the 124 th floor, 34 floors abow the current leader Taipei 101.Project size: 190 hectares including artificial lake and downtown Dubai.